Berbicara mengenai puasa, tak dapat dipungkiri bahwa secara biologis kita akan merasa lapar, haus, lemas dan lain sebagainya. Namun ternyata hal ini dapat dipungkas dengan cara sederhana dan tanpa energy extra. Daripada penasaran yuk simak baik-baik kiat khususnya.
Tapi sabar dulu, sebelum mengintip kiat khusus dari Omagz ada baiknya jika kamu mendalami pengertian puasa secara luas. Menurut Dr.Cholichul Hadi,Msi sebenarnya puasa ada di semua lapisan masyarakat. Tidak hanya dalam islam, namun ada di setiap agama. Tidak mengenal ras, suku, agama, melainkan sebuah fenomena sosial dimana puasa memiliki arti yang lebih luas. Dalam hal ini, puasa bersifat rasional dan sudah ada sejak jaman hindu, budha, yahudi, intinya semua agama ada. Hanya saja yang membedakan adalah caranya.
Jika umumnya yang kita ketahui puasa adalah menahan lapar dan haus serta emosi, maka definisi puasa secara luas adalah memberi. Ambil saja contoh sosial yang terjadi di negeri ginseng Korea, jika biasanya kita makan tiga kali sehari, tidak untuk orang Korea. Mereka lebih memilih makan dua kali sehari dan memberikan sisanya kepada sesama yang membutuhkan. Dengan begitu, tidak akan ada kelaparan. Timbullah harapan baik demi tujuan yang ingin dicapai.“jadi bukan sekedar lapar, tapi ada tujuan lain.” Kata pakar psikologi industri organisasi UNAIR ini.
Orang yang berpuasa lebih mengedepankan empati pada orang lain. Tidak heran bila selama ramadan, banyak orang berlomba-lomba menebar kebaikan kepada sesama. Oleh karenanya, puasa memiliki sisi kemanusiaan sangat tinggi. Selain itu, manfaat puasa juga berpengaruh meningkatkan kinerja individu. Karena pikirannya bisa berbagi dan belajar dengan diri sendiri, lingkungan, dan aspek-aspek yang lain. Hal ini bisa dilakukan oleh siapapun jika ada kemauan dalam diri untuk mengasah sisi kemanusiaannya. Juga untuk mengingatkan kita bahwa puasa bisa menyelamatkan orang lain. Sebab, puasa identik dengan memberi. Bayangkan jika kita menerapkan pola pikir seperti ini dalam kehidupan sehari-hari, pasti akan dahsyat efeknya.
Secara psikologi, manusia bisa menahan rasa lapar atau hal-hal yang membatalkan puasa melalui pola pikir. Peran pola pikir atau mindset sangat mempengaruhi produktivitas kita dalam berpuasa. Jika kita menyadari bahwa kehidupan bukan hanya sekedar biologis, melainkan ada kehidupan lain yang lebih kekal maka motivasi yang timbul dalam diri akan sangat kuat sekali. Alhasil puasa dan pekerjaan pun berjalan dengan baik.
Berikut kiat agar tetap produktif selama puasa dari segi psikologis oleh Dr.Cholichul Hadi,Msi
Tahu tujuan Dalam melakukan segala hal, ada baiknya kita mengetahui tujuannya, begitu juga dalam berpuasa. Hal ini akan memancing motivasi diri untuk memperkuat tubuh menjalani segala kegiatan selama puasa.
Sharing Perbanyaklah berbagi kepada sesama. Baik dari segi ekonomi, edukasi atau apapun yang bermanfaat bagi orang lain. Dan buktikan hasilnya apa yang terjadi.
Belajar Melakukan kesalahan memang hal yang wajar dan manusiawi. Dari situ diharapkan dapat belajar, baik dari diri sendiri, pengalaman orang lain, ataupun keberhasilan orang lain dalam mengatasi pikiran negative yang dapat menghalangi anda dalam beribadah puasa.
Berani menerima kekalahan Mungkin kalian bertanya-tanya, apa hubungannya dengan produktivitas puasa. Namun, hal ini berfungsi untuk bisa memompa kembali semangat kita dalam menjalankan aktivitas selama puasa. Jika kita gagal dalam berusaha, pasti ada kemauan untuk menjadi lebih baik lagi seperti yang telah dijelaskan pada poin ketiga.-Omagz